Wednesday, August 20, 2014

Superhero

"All his life, he's been told
He'll be nothing when he's old
All the kicks and all the blows
He will never let it show
Cause he's stronger than you know
A heart of steel starts to grow

When you've been fighting for it all your life
You've been struggling to make things right
That's how a superhero learns to fly

(Every day, every hour
Turn the pain into power)

When you've been fighting for it all your life
You've been working every day and night
That's how a superhero learns to fly

(Every day, every hour
Turn the pain into power)

All the hurt, all the lies
All the tears that they cry
When the moment is just right
You'll see fire in their eyes
Cause they're stronger than you know
A heart of steel starts to grow

She's got a lions in her heart
A fire in her soul
He's a got a beast in his belly
That's so hard to control
Cause they've taken too much hits
Taking blow by blow
Now light them up, stand back, watch them explode"


-Superhero, by The Script-


Another good song from The Script, truly inspired me.

When you've been fighting for it all your life
You've been working every day and night
That's how a superhero learns to fly~


Sunday, August 17, 2014

Tentang Ayah

Kemarin merayakan 17 Agustus di rumah Bandung, walaupun hanya 2 hari, tapi rasanya cukup untuk mengembalikan semangat juang sebelum kembali ke Jakarta yang penuh polusi.

Kembali ke rumah dimana saya tumbuh tentunya mengembalikan beberapa kenangan.
Kembali bertemu kedua orang tua yang sudah membesarkan saya, dan tak terasa, keriput dan uban mereka sudah semakin bertambah.
Ada sedikit rasa sesal ketika sadar, mereka tidak akan selamanya muda, mereka tidak akan selamanya sesehat saat saya kecil.
Dan tulisan ini saya persembahkan untuk ayah saya, my true hero since i was a child.

Ayah saya, namanya Ir. Idit Rosidi Iskandar. Ada gelar seorang insinyur di depan nama aslinya, sesuatu yang sejak kecil saya banggakan, karena menurut saya punya ayah bergelar insinyur itu keren,lebih keren daripada gelar dokter, terdengar laki banget deh. 

Saya lahir ke dunia ketika ayah sudah berumur 30, sudah mapan dan punya karier, punya rumah dan mobil, dll. Ibu saya ga perlu merasakan hidup di kontrakan dan tinggal duduk manis di mobil disetirin ayah kalau mau kemana-mana. Sebagai anak pertama mereka, masa-masa kecil saya sungguh seperti princess, baju-baju cantik, puluhan sepatu, dan topi-topi ala princess jadi koleksi. Belum lagi tumpukan boneka yang memenuhi kamar saya, saya punya segalanya kala itu.

Cucu pertama, anak pertama, setiap weekend ayah akan mengajak ibu jalan-jalan, mau beli baju atau sekedar ke tempat makan, atau ke TMII, taman safari, kebun raya bogor, puncak, lembang, ciwidey,dll. Ayah juga sering mengajak saya ikut acara memancing kantornya, bahkan kalau ibu ga ikut, ayah tetap bawa saya. Sekedar jalan/lari/naik sepeda, but i still remember that moment until now.

Waktu itu saya juga sering diajak main ke kantornya hari Sabtu/Minggu, dimana dulu kantornya (IPTN) di mata saya yang masih kecil supeeeeerrr besaaar bgt luasnya, dan saya juga diajak liat pesawat buatan IPTN waktu itu (yang kemudian di taun 2013 saya liat di film Habibie dan Ainun). 

Setiap sore saya juga menanti ayah pulang di rumah, dan setiap jam 6 sore ketika ayah pulang, saya pasti dikasi satu kotak roti keju/coklat/daging yang merupakan jatah sarapan gratisnya tiap pagi dari kantor. Rotinya enak banget loh, biasanya saya minta Ayah untuk memanggang si rotinya, jadi roti bakar gitu, tambah maknyus.

Ayah yang mengajari saya naik sepeda dan pada akhirnya saya bisa nyetir mobil sendiri. So, my dad is my hero. 
Ayah lah yang menemani saya bolak-balik tes ini itu waktu mau kuliah, tes UNDIP, UNPAD, SNMPTN, dll. Sampe ke Jakarta untuk tes pun dijabanin sama ayah. 

Ayah termasuk galak, saya sering kok dibentak kalau menurut dia saya nakal, dan saya dulu sering merasa tidak disayang kalau dibentak. 

Tapi ada satu momen dimana saya yakin ayah sayang saya.
Waktu kelas 4 SD, saya sakit di opname. Sebelum masuk RS itu, saya sudah demam sekitar 7 hari, dan saya ingat kalau sebelum saya dibawa ke RS, ayah menangis sambil memeluk saya yang setengah tidur di kasur kepayahan karena demam tinggi. 

Ayah bukan sosok yang banyak bicara, dia termasuk orang yang pendiam, saya ga pernah liat ibu dan ayah berantem teriak-teriak kaya sinetron, ayah lebih banyak diam dan minta maaf sambil menenangkan ibu (yang malah biasanya heboh kalau marah). Dan ayah ga pernah memukul ibu, yah suami yang baik sih.

Berangkat sekolah dari TK-kuliah dianter ayah, jadi waktu kuliah pun saat saya sering pulang malem untuk acara LSS atau himpunan, ayah masih sering jemput. Even saat saya punya pacar, ayah masih sering nanya "kak mau dijemput ga? nanti siapa yang anter?" "jangan percaya gitu aja sama janji laki-laki, kamu harus bisa jaga diri"

Waktu saya pergi ke Palembang untuk kerja praktek, ayah tiap hari menelpon sekedar "kak udah makan? sama apa lauknya? hati-hati di rig, jangan panas-panasan"
"kak pulangnya hari apa jadinya? nanti mau dijemput di bandara?"

Dan banyak lagi kenangan yang sebenarnya bisa membuat saya ingin menangis. 

Ayah sekarang sudah sakit, sejak 2012, tepatnya ketika saya sedang mengerjakan TA. Waktu ayah di RS untuk pertama kalinya, yang ada di pikiran saya adalah ayah ga akan liat saya wisuda, ga akan liat saya memakain toga, padahal ayah lah yang mengantarkan saya sampai sejauh itu. Ayah lah yang membuat saya ingin jadi Sarjana Teknik, sama seperti dia. 

Melihat selang oksigen (dan selang-selang lainnya yang dipasang di tubuh ayah waktu itu, saya hanya bisa menangis sejadi-jadinya, apa jadinya saya dan ibu tanpa ayah? Ayah bukan hanya tulang punggung keluarga, tapi juga segalanya buat kami. Segala macam hal di rumah juga ayah yang mengerjakan, mulai dari kalau ada atap yang sedikit bocor, pipa air bocor, kalau mati lampu juga cuma ayah yang tau gimana nyetel biar nyala lagi. Ayah juga yang tiap pagi masakin saya nasi goreng dan telor dadar khas nya itu, lalu? siapa lagi yang akan melakukan itu untuk saya?

Ketika ternyata ayah bisa pulang dari RS walaupun dengan harus minum obat seumur hidupnya, saya lega. Walaupun ayah tidak bisa kerja lagi, tapi setidaknya saya masih punya ayah, dan itu sudah cukup buat saya.

Dari dulu saya inginnya punya pacar anak teknik, dan nanti nikahnya juga sama engineer, itu juga karena ayah. Ayahku engineer masa suamiku bukan? Pikiran yang aneh ya, tapi ya ga papa lah, udah dapet juga kaan :)

Saya ga tau sampai kapan ayah bisa bertahan, tapi ayah selalu ada di doa saya setelah solat, saya berserah diri pada Allah karena saya percaya, yang terbaik hanya Allah yang tau. 

Sekarang memang tidak setiap hari saya bertemu ayah, tapi justru ketika bertemu rasanya kangen sekali. Setiap pulang ritual saya adalah setidaknya sempat nyuapin ayah roti kesukaannya dan membantunya jalan, atau sekedar menggodanya agar dia tertawa.

Oh iya, satu alasan penyemangat saya untuk S2 juga ayah. Saya ingin membawa fotonya untuk foto di stadiun Emirates, London, markasnya Arsenal, klub sepak bola kesukaan ayah. Semoga taun depan sudah bisa Ayah liat ya yah, amin :))

Ah, air mata rasanya gampang sekali keluar kalau bicara tentang ayah. 


Dad, Mom, and Me


Friday, August 15, 2014

The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland

Postingan kali ini akan membahas resume yang saya dapat dari browsing beberapa waktu yang lalu.
Salah satu negara yang saya pengen banget sempat saya injak tanahnya adalah UK, atau nama lengkapnya seperti judul postingan ini ya.

UK ini terbagi jadi empat negara kecil, yaitu England (beribu kota London), Scotland (beribu kota Edinburgh), Wales (beribu kota Cardiff), Northern Ireland (beribu kota Belfast).

Menurut informasi dari KBRI London, pelajar/mahasiswa asal Indonesia kebanyakan terkumpul di kota Birmingham, Manchester, Leeds, dan Newcastle. Dengan bidang studi bisnis/manajemen yang kebanyakan diambil. Sedangkan untuk London sebenarnya cukup banyak orang Indonesia juga, tapi kebanyakan bukan pelajar/mahasiswa.

Untuk universitas paling tua di UK yaitu Oxford (1096), dan tahun 1209 berdiri University of Cambridge yang awalnya merupakan pecahan dari Oxford. Soal kualitas universitas-universitas di UK? Semuanya dikelola dan diawasi sama pemerintahnya. Jadi ga perlu kuatir kalau takut ada universitas yang abal-abal gitu, di sini ga ada.

Karena saya hanya mencari tau tentang master degree di UK, saya ga akan bahas undergraduate degree ya disini.

Untuk program master di UK terbagi jadi research programme dan taught programme. Kebanyakan mahasiswa Indonesia di UK ambilnya MA atau MSc. Ma (Master of Arts) dan MSc (Master of Science) terdiri dari lectures, exam, dan disertasi, bisa ditempuh dalam waktu 1 tahun (untuk full time, untuk part time 2 tahun). Biasanya program master di UK diadakan di kelas yang relatif kecil, tujuannya agar interaksi antara mahasiswa dan dosen jadi maksimal, supaya banyak diskusi juga.

Untuk gelar yang didapat kalau kamu sekolah di UK ga ada skor GPA / IPK ya, adanya kategori gitu, yaitu Fail, Pass, Pass with Merit, dan Pass with Distinction.

Kebanyakan untiversitas di UK menyediakan online form dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi full. Ada letter of motivation dan referensi juga. Untuk letter of motivation isinya secara umum menjelaskan siapa kamu, kenapa pengen ambil kuliah di jurusan itu, rencana setelah lulus dari situ mau ngapain?

Karena di UK bahasa pengantarnya Inggris, perlu ada skor IELTS, biasanya untuk jurusaan science / engineering berkisar antara 6.5 / 7. Dan ada beberapa universitas yang akan mewawancarai sebagai bagian dari tes mereka.

Berminat sekolah ke UK? Saya sih pengen banget, tapi masih liat-liat keterimanya dimana dari sekian banyak pilihan menggiurkan ini. hehehe :)


Thursday, August 14, 2014

by research or by course?

Postingan kali ini saya mau berbagi rangkuman hasil searching saya mengenai S2 di luar negeri. 

Bedanya S2 by course or by research?

Sebagai lulusan S1 di Indonesia, saya awalnya ga paham ketika coba ngulik-ngulik website universitas-universitas di UK / US / Singapore yang mencantumkan "by research" dan "by course". Kenapa? karena setelah saya cari tau nih, sistem pendidikan di Indonesia itu campuran dari "by research" dan "by course" ini.

S2 "by course" merupakan pendidikan S2 yang harus ditempuh dengan menyelesaikan semua mata kuliah (mata kuliah di kelas dan di lapangan), supaya bisa lulus S2 "by course" ini cukup memenuhi minimal SKS mata kuliah yang sudah ditentukan dengan nilai yang sesuai standar, dan ga perlu melakukan riset atau membuat penelitian yang laporannya berwujud thesis. Waktu tempuh S2 "by course" ini biasanya 1-2 tahun.

Sedangkan S2 "by research" itu meniadakan mata kuliah, jadi kalaupun ada mata kuliah yang harus diambil biasanya hanya beberapa kredit aja dan bisa cepet diselesaikan (bisa dalam 1 semester). Mata kuliah yang diambil biasanya bertujuan untuk memperkaya penelitian mahasiswanya. Syarat kelulusan S2 "by research" ya harus mengerjakan penelitian yang laporannya berwujud thesis dan publikasi ilmiah.

Ada juga kategori lain yaitu S2 "by course" with minor thesis, yang sebenarnya mirip dengan S2 "by course", cuman pada akhir masa studi mahasiswa harus membuat laporan kecil atas sebuah studi kasus / studi literatur. 

 Ada juga S2 "by course" with major thesis (nah loh), yang satu ini lebih mirip ke  S2 "by research" ya sebenarnya, tapi mata kuliah yang harus diambil lebih banyak.

Mau pilih yang mana?

Penting memilih tipe "by course" atau "by research" itu berhubungan dengan mau jadi apa kita nanti setelah lulus dari S2 yang kita ambil?
Buat yang ingin berkarir sebagai profesional/praktisi pilihan yang bisa diambil si tipe "by course" ini, karena biasanya mata kuliah yang disajikan sangat cocok untuk diaplikasikan di lapangan dan up to date.
Sedangkan untuk yang ingin jadi dosen, lebih cocok ambil "by research", karena akan melatih kemampuan untuk jadi peneliti dan publikasi karya ilmiah. Untuk yang ingin menjadi dosen, sebaiknya menghindari mengambil S2 "by course", kenapa? banyak universitas yang akan menolak mahasiswa berlatar belakang S2 "by course" loh ternyata. Ada juga yang menerima, tapi si mahasiswa ini harus ambil beberapa mata kuliah tambahan yang berkaitan dengan skill penelitian, atau ada juga yang mensyaratkan harus menjadi research student dulu.

FYI, untuk negara-negara di Eropa/Amerika, program studi S2 yang ditawarkan rata-rata by course atau minor course.

Jadi, sudah menentukan pilihan? Saya sudah :)

Wednesday, August 13, 2014

Me, myself, and I

Halo, ini adalah blog ke-3 saya, setelah tumblr dan wordpress. 

Perkenalkan, saya Arimbi Shita Pramesty. 
Sunda tulen dari ayah dan ibu, punya adik cowo satu, punya suami juga satu (eh), berencana punya anak tiga (dua laki-laki dan satu perempuan, amin.)

Kamu bisa panggil saya : embi, mbi, arim, bimbi, shita, dan utun. 

Saya suka sekali berbicara, apa saja bisa kamu obrolkan dengan saya. Gosip, politik, kerjaan, bola, yoga, buku populer, fotografi, dll. 

Banyak teman juga bilang saya adalah 'tempat curhat' berjalan. Kamu bisa ceritakan apapun tentang kamu, dan saya siap menampungnya. Banyak orang pendiam yang tidak suka mengumbar perasaannya tapi akhirnya memilih mencurahkan perasaannya pada saya. Kadang hal ini bisa jadi berkah karena saya jadi punya banyak teman akrab, tapi bisa jadi bencana kalau yang melakukan ini lelaki(if you know what i mean?).

Sejak bisa membaca (umur 4 taun) saya tidak pernah melewatkan satu haripun tanpa membaca buku, terutama sebelum tidur. Waktu kecil sering ketiduran di meja belajar sambil baca buku, dan berakhir dengan harus digendong Ayah ke kasur.

Sejak awal taun 2014 ini rajin berolahraga, mulai dari senam aerobik, yoga, dan nge gym. Rajin makan sayur dan buah juga, dan rajin maskeran madu/susu. Rajin bobo minimal 7 jam sehari dan ga suka begadang. Rajin menggunakan sun block saat keluar rumah. Merawat diri bukan kebiasaan saya sejak dulu, belakangan ini jadi lebih sayang badan mungkin karena sadar, lebih baik merawat daripada mengobati loh.

Saat ini sedang sibuk sendiri dengan buku-buku IELTS, TOEFL, dan berbagai novel berbahasa Inggris, demi mengejar tes IELTS september/oktober ini. 

Sibuk juga hunting tips-tips dapetin beasiswa dan info-info kampus incaran, so jangan heran ya nanti isi blog ini bakal banyak rangkuman tips-tips beasiswa dan info-infonya.

Terkadang hidup itu sulit, tapi saya memilih untuk bahagia. Bahagia dengan apa yang sudah dimiliki, dan apa yang belum dimiliki biasanya segera datang. Cheers!